Sekolah Sehat Sebagai Modal Pencegahan dan Pengendalian Covid-19

Pandemi Covid-19 yang sudah lebih dari dua tahun menimbulkan rasa jenuh. Saat ini, data menunjukkan terjadinya kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia, tak terkecuali di Daerah Istimewa Yogyakarta. Peningkatan tersebut disinyalir karena adanya varian baru yaitu varian XBB yang lebih cepat menular.

Di sisi lain, banyak sekolah melaporkan kasus siswa sakit dengan keluhan demam, batuk dan pilek. Hal ini mengundang kekhawatiran sekolah. Apakah berbagai keluhan tersebut ada hubungannya dengan varian baru Covid-10? Bagaimana seharusnya sekolah meresponnya? Akankah sistem pembelajaran kembali dilakukan secara daring?

Merespon hal tersebut, tim pengabdian masyarakat yang diketuai oleh Fitrina Mahardani Kusumaningrum dari Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM mengembangkan program health promoting school atau sekolah sehat. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah mengadakan webinar yang bertajuk “Apakah Covid-19 masih ada? Fakta dan Peran Sekolah Dalam Mendalami Pencegahan dan Penyebaran Kasus”. Webinar diselenggarakan berkolaborasi dengan Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPPKMI) DIY, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Dinas Pendidikan Sleman, dan InaHealth pada hari Jumat 2 Desember 2022 di Aula Rumah Dinas Bupati Sleman, pukul 9:00 – 11:00 WIB. Webinar tersebut diikuti oleh 260-an peserta (secara luring dan daring) yang merupakan perwakilan dari sekolah SD maupun SMP, wali murid, puskesmas dan perwakilan pengelolaan kesehatan sekolah. Peserta tidak hanya terbatas Sleman saja, namun juga diikuti oleh petugas puskesmas dari beberapa daerah di Indonesia.

Seminar dibuka dengan sambutan oleh Dr. Supriyati, S.Sos., M.Kes selaku perwakilan tim Pengabdian Masyarakat FK-KMK UGM dan PPPKMI DIY yang menekankan perlunya sinergi berbagai stakeholders termasuk sekolah dan orangtua murid dalam membudayakan pola hidup sehat, yang perlu dimulai sejak usia sekolah. Selanjutnya, Bapak Cahya Prihantama, SKM, MPH perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman menegaskan perlunya penguatan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh organisasi masyarakat termasuk organisasi profesi dalam pencegahan dan pengendalian penularan Covid-19. Hadir sebagai narasumber adalah dr Risalia Reni Arisanti, MPH (Epidemiolog UGM), Wachid Nur Hidayat, SKM., MMR (Dinas Kesehatan Sleman) dan Dr. Heni Trisnowati, SKM., MPH (Promotor kesehatan PPPKMI DIY). dr Santi menjelaskan bahwa saat ini sebenarnya Indonesia memasuki gelombang 4, meskipun angkanya tidak setinggi gelombang-gelombang yang sebelumnya. Meskipun demikian, kita semua tetap perlu waspada dan tetap perlu untuk tertib menerapkan protokol kesehatan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa vaksin booster memiliki peran yang besar, karena melindungi kelompok masyarakat yang rentan dan belum bisa mendapatkan vaksin (seperti misalnya balita, atau lansia dengan komorbid).

Wachid Nur Hidayat, SKM., MMR menjelaskan bahwa Dinas Kesehatan Sleman merespon tantangan dengan mengembangkan strategi pengendalian kasus yang terdiri dari promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Sekolah sangat diharapkan untuk proaktif menjaga seluruh sivitas sekolah tetap sehat dan nyaman saat belajar dan mengajar dengan cara menjaga jarak fisik, menggunakan masker, cuci tangan secara berkala, menggunakan desinfektan, vaksinasi, dan pengadaan tes Covid-19 secara berkala di sekolah.

Dr. Heni Trisnowati, SKM., MPH (PPPKMI DIY) mengelaborasi pentingnya peran Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dalam penanganan Covid-19. Program pokok UKS adalah Trias UKS yang meliputi (1) pendidikan kesehatan, (2) pelayanan kesehatan, dan (3) pembinaan lingkungan sekolah sehat. UKS semestinya tidak hanya mengurusi yang sakit, tetapi justru mengupayakan agar semua sivitas sekolah tetap sehat, melakukan promosi kesehatan. Pengelolaan UKS dapat dilakukan melalui Aplikasi 7 Komponen MBS, yang meliputi 7 aspek yaitu kurikulum dan pembelajaran, peserta didik, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarpras, pembiayaan, kemitraan/hubungan sekolah dan masyarakat, dan budaya dan lingkungan sekolah.

Di akhir, M Agus Priyanto, SKM., M.Kes dari Dinas Kesehatan DIY selaku moderator menegaskan kembali bahwa upaya pengembangan dan penguatan sekolah sehat ini sebenarnya merupakan investasi. Pihak sekolah dan keluarga siswa akan mendapatkan keuntungan dengan adanya sekolah sehat ini. Sebaliknya, jika kita abai maka kita juga harus bersiap-siap dengan berbagai ancaman kesehatan yang ada. Ancaman tidak hanya terkait Covid-19, tetapi juga berbagai penyakit lainnya yang sebenarnya dapat dicegah dan dikendalikan. Tentu, untuk mengimplementasikan sekolah sehat, sinergi berbagai pihak sangat perlu dilakukan. (Dr. Supriyati, S.Sos., M.Kes, dr. Ardhina Ramania, MPH, Latika Barliani)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published.